Soto Kadipiro legenda soto Yogyakarta
Soto Kadipiro awalnya dijual dengan dipikul oleh Karto Wijoyo. Sekitar tahun 1928 baru menetap di daerah Kadipiro. Sampai saat ini sudah generasi ketiga yakni ibu Sri Sundari (59). Dinamakan Soto Kadipiro karena mengambil nama tempat yakni Kadipiro. Soto Kadipiro menjadi legendaris karena mempertahankan lezatnya soto lebih dari 90 tahun.
Memasuki warung Soto Kadipiro di Jalan Wates No.33, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta tercipta suasana tempo dulu dengan penampilan bagian depan soto yang sengaja dipertahankan untuk menciptakan penampilan tempo dulu yang khas. Terdapat dua ruangan yang digunakan pengunjung untuk menyantap Soto Kadipiro.
Selain kursi-kursi dan meja terdapat pula tempat duduk yang khas yakni menghadap peracik soto. Kursi yang memanjang digunakan pengunjung untuk menikmati soto ditemani dengan pemandangan soto yang langsung diracik dan berbagai lauk tambahan tersaji di baskom besi besar yang tertata di depan meja racikan.
Di Kawasan Kadipiro ada banyak warung soto Kadipiro. Untuk membedakannya sebenarnya mudah. Watung Soto Kadipiro yang asli buka dari 07.30 – 14 atau seringkali sudah habis dipukul 13.00 WIB. Letaknya di sebelah timur SPBU Kadipiro. Jika dari arah Wirobrajan, Soto Kadipiro asli terletak di sebelah kanan jalan. Selain itu Soto Kadipiro tidak buka cabang.
Makan Banyak Ayam, Makin Lezat Kaldunya
Dari segi rasa Soto Kadipiro mempunyai ciri khas di ayam kampung dan kaldu sotonya. Kaldu soto menjadi lebih enak sesuai dengan jumlah ayam yang dipotong.
Dalam sehari jumlah ayam kampung yang dipotong dapat mancapai 150 ekor, khususnya hari Sabtu dan Minggu, untuk hari Jumat sejumlah 123 ekor dan hari-hari biasa sejumlah 75-80.
Jumlah ayam yang semakin banyak dapat membuat kaldu semakin lezat, hal ini lah yang membedakan kuah soto Kadipiro dengan soto-soto lainnya. Selain itu ayam dimasak secara fresh, disembelih pagi hari kemudian dimasak dan diracik disajikan. Hal tersebut semakin membuat cita rasa soto ayam kampung kadipiro menjadi fresh, gurih dan nikmat.
Dalam menikmati Soto Kadipiro pengunjung dapat menambahkan lauk lain seperti ayam goreng, tahu, tempe bacem, sate telur puyuh, mendoan (Jumat Sabtu Minggu), peyek, emping besar, kerupuk, rambak, ati goreng juga ada. Adapula minuman khas yang biasa dicari pengunjung yakni limun sarsaparela.
Soto campur seharga Rp 15.000, sedangkan soto pisah Rp 18.000. Untuk limun sarsaparela seharga Rp 9000 per botol. Harga yang sesuai dengan cita rasa yang ditawarkan.